Jam embilan pagi.
Sembilan orang anak muda berbaju rapi itu antre di depan restoran ayam
bakar Mas Mono di Jalan Tebet Raya Jakarta Selatan (28/2). Tangan kanan
mereka menjinjing map. Raut muka serius dan tegang. Rupanya, mereka
tengah bersiap wawancara calon pegawai anyar.
“Kami memang butuh karyawan karena outlet juga nambah terus,” ujar Agus
Pramono, sang bos restoran itu. Pria yang akrab dipanggil Mono itu
tampil santai dengan mengenakan kaus dan rambut model spike. Saat ini
sudah 29 outlet resto milik Mono yang jalan dengan omzet ratusan juta
per bulan. “Saya juga baru ekspansi ke bakso, namanya moncrot,” ujarnya.
Tidak hanya itu, Mono juga punya biro travel umrah dan haji, dua taman
kanak-kanak Islam terpadu, serta bisnis jasa katering. Total karyawan
Mono 1.020 orang.
Perjuangan tidak kenal lelah Agus Pramono berbuah manis. Anak tukang
gulali di Madiun, Jawa Timur, itu berhasil mengembangkan usaha di tengah
kejamnya hidup di ibu kota.
Perjuangan tidak kenal lelah Agus Pramono berbuah manis. Anak tukang
gulali di Madiun, Jawa Timur, itu berhasil mengembangkan usaha di tengah
kejamnya hidup di ibu kota.
“Alhamdulillah, dengan ikhtiar yang benar, rezeki kami seperti diantar,”
katanya. Mono lantas mengeluarkan buku karyanya berjudul Rezeki
Diantar. Buku itu belum di-launching secara resmi. Tapi sudah beredar di
kalangan teman-teman bisnisnya. “Alhamdulillah, yang pesan sudah lebih
dari 10 ribu,” katanya.
Sukses Mono tidak datang dengan sendirinya. Namun, lewat perjuangan
keras. Merantau ke Jakarta setelah lulus SMA dari Madiun, Mono numpang
di rumah kontrakan kakaknya di kawasan Bendungan Hilir. Dia sempat
magang di sebuah restoran cepat saji asal AS. Namun, badai krisis
moneter pada 1997-1998 membuat perusahaan tempat dia bekerja melakukan
PHK besar-besaran. Mono termasuk korbannya.
Tapi, Mono tidak menyerah. Setelah melamar ke berbagai tempat, anak
kelima di antara enam bersaudara itu diterima sebagai office boy di
sebuah kantor. “Pekerjaannya ngepel, bikin kopi, sampai antar surat.
Pokoknya, semua saya lakoni,” katanya. Di waktu senggang, Mono minta
diajari teman kantornya memakai komputer. “Saya belajar dari nol
puthul,” kata pria yang sering dipanggil Bondet oleh teman kecilnya di
Madiun itu. Medio 2001, Mono mengambil keputusan besar. Dia berhenti
dari pekerjaannya dan ganti haluan dengan berdagang gorengan.
“Saya pinjam gerobak dorong, ternyata ada seninya lho mendorong gerobak
itu,” katanya. Misalnya, jika jalan menanjak, posisi harus ditarik dan
tidak boleh dipaksa didorong. “Awalnya belum tahu. Jadi, gorengan tumpah
semua,” katanya. Saat itu, Mono memberanikan diri mempersunting gadis
idamannya, Nunung. Mereka tinggal di kamar petakan 3 x 4 meter. “Kalau
gorengan belum habis, saya taruh di bawah tampah (tempat dari bambu)
supaya dikira laris oleh tetangga kos,” katanya, lalu tersenyum.
Suatu ketika, ayah Mono sakit keras. Karena kantongnya tipis, dia tidak
bisa pulang menjenguk ke Madiun hingga akhirnya sang ayah wafat. “Momen
ini membuat hati saya sangat sedih. Saya berdoa di makam ayah, saya
bertekad harus sukses,” kata Mono. Siapa sangka, Nunung yang hobi masak
ternyata jago membuat ayam bakar. Hal itu menginspirasi Mono. Dia pun
mengganti usaha gorengan menjadi ayam bakar. “Modalnya 500 ribu dan lima
ekor ayam,” ungkapnya.
Mono lantas mengganti gerobaknya ke sebuah warung tenda dekat
Universitas Sahid, Jakarta. Jualannya laris manis. Saat itu 80 ayam
ludes dalam hitungan jam. Tapi, pada 2004, lokasi dagangnya digusur
karena hendak dibuat SPBU. Mono lalu pindah ke Tebet Raya 57. Pada 2006,
Mono membuka cabang lain. Namun, isu flu burung membuat bisnisnya
terganggu. Omzet restoran Mono anjlok drastis selama beberapa bulan.
“Mau gimana lagi. Saya jualan ayam, flu burung menyerang ayam. Wajar
kalau orang takut,” kata peraih Asia Pasifik Entrepreneur Award 2010
ini.
Tapi, Mono terus istiqomah jualan ayam dengan menjaga kebersihan.
“Karyawan tidak boleh gondrong. Harus potong kuku dan cukur jambang.
Pokoknya harus bersih sih,” ujar Mono. Cabang demi cabang dapat
dibangun. Dua tahun lalu, salah seorang konsumen di cabang Depok
komplain gara-gara uang kembalian kurang Rp 200 perak. Ayam Mono pun
jadi gunjingan di situs-situs media sosial seperti kaskus dan Facebook.
“Saya sempat shock dan nggak mau lihat laptop. Down,” katanya. Setelah
agak tenang, Mono lantas minta maaf dan menjelaskan bahwa karyawannya
sudah diberi sanksi. Namun, tidak lama setelah itu, anak buah Mono
berulah lagi. Kali ini tidak main-main: menusuk sopir taksi! Kasus uang
kembalian dan karyawan yang menusuk sopir taksi membuat Mono sadar bahwa
bisnisnya butuh karyawan yang benar-benar jujur. “Mulailah saya pakai
prinsip bisnis spiritual company seperti yang diajarkan Ustad Yusuf
Mansur,” katanya.
Setiap calon karyawan harus menandatangani surat komitmen yang isinya 80
poin. Tiga poin di antaranya berlaku mutlak. Jika melanggar, karyawan
yang bersangkutan harus langsung out. Yakni, salat lima waktu, tidak
merokok, dan absen salat duha di outlet yang buka jam 8 pagi. “Kalau
tidak duha berarti dianggap tidak masuk kerja,” kata ayah dari Novieta,
9, itu. Karyawan juga wajib mengikuti pengajian mingguan.
Mono berpendapat bahwa rezeki tidak hanya harus didapat dengan halal,
tapi juga harus berkah. “Banyak orang kerja keras, pergi pagi lebih dulu
dari ayam, pulang tengah malam. Tapi, maaf, tetap miskin,” katanya.
Padahal, rezeki itu sudah dijatah Tuhan untuk diambil. Mono kini juga
aktif sebagai mentor, trainer, dan motivator entrepreneur. Tidak hanya
di Indonesia, dia juga ceramah di Singapura, Malaysia, Australia,
Makkah, Kuwait, dan Dubai. “Saya ini hanya lulusan SMA, tapi dipercaya
untuk ngomong dengan bos-bos dan orang-orang pintar. Di situlah saya
belajar,” tuturnya.
Kini hidup Mono sudah mapan. Apa target selanjutnya” “Target saya buka
cabang di kota-kota besar dunia. Sekarang baru di Singapura dan
Malaysia,” kata pemilik Hummer, Alphard, dan Toyota Fortuner ini. Dia
kini lebih punya waktu untuk kegiatan amal karena bisnisnya dijalankan
secara franchise dengan bendera PT Panen Raya Indonesia bersama Hendi
Setiono, raja kebab dari Surabaya. “Buku saya semua royalti untuk
sedekah,” kata pemilik akun Twitter @masmono_08 ini.
Read more at:
http://www.ruanghati.com/2012/03/03/kisah-perjalanan-seorang-office-boy-yang-menjadi-jutawan-sukses/
Jam embilan pagi.
Sembilan orang anak muda berbaju rapi itu antre di depan restoran ayam
bakar Mas Mono di Jalan Tebet Raya Jakarta Selatan (28/2). Tangan kanan
mereka menjinjing map. Raut muka serius dan tegang. Rupanya, mereka
tengah bersiap wawancara calon pegawai anyar.
“Kami memang butuh karyawan karena outlet juga nambah terus,” ujar Agus
Pramono, sang bos restoran itu. Pria yang akrab dipanggil Mono itu
tampil santai dengan mengenakan kaus dan rambut model spike. Saat ini
sudah 29 outlet resto milik Mono yang jalan dengan omzet ratusan juta
per bulan. “Saya juga baru ekspansi ke bakso, namanya moncrot,” ujarnya.
Tidak hanya itu, Mono juga punya biro travel umrah dan haji, dua taman
kanak-kanak Islam terpadu, serta bisnis jasa katering. Total karyawan
Mono 1.020 orang.
Perjuangan tidak kenal lelah Agus Pramono berbuah manis. Anak tukang
gulali di Madiun, Jawa Timur, itu berhasil mengembangkan usaha di tengah
kejamnya hidup di ibu kota.
Perjuangan tidak kenal lelah Agus Pramono berbuah manis. Anak tukang
gulali di Madiun, Jawa Timur, itu berhasil mengembangkan usaha di tengah
kejamnya hidup di ibu kota.
“Alhamdulillah, dengan ikhtiar yang benar, rezeki kami seperti diantar,”
katanya. Mono lantas mengeluarkan buku karyanya berjudul Rezeki
Diantar. Buku itu belum di-launching secara resmi. Tapi sudah beredar di
kalangan teman-teman bisnisnya. “Alhamdulillah, yang pesan sudah lebih
dari 10 ribu,” katanya.
Sukses Mono tidak datang dengan sendirinya. Namun, lewat perjuangan
keras. Merantau ke Jakarta setelah lulus SMA dari Madiun, Mono numpang
di rumah kontrakan kakaknya di kawasan Bendungan Hilir. Dia sempat
magang di sebuah restoran cepat saji asal AS. Namun, badai krisis
moneter pada 1997-1998 membuat perusahaan tempat dia bekerja melakukan
PHK besar-besaran. Mono termasuk korbannya.
Tapi, Mono tidak menyerah. Setelah melamar ke berbagai tempat, anak
kelima di antara enam bersaudara itu diterima sebagai office boy di
sebuah kantor. “Pekerjaannya ngepel, bikin kopi, sampai antar surat.
Pokoknya, semua saya lakoni,” katanya. Di waktu senggang, Mono minta
diajari teman kantornya memakai komputer. “Saya belajar dari nol
puthul,” kata pria yang sering dipanggil Bondet oleh teman kecilnya di
Madiun itu. Medio 2001, Mono mengambil keputusan besar. Dia berhenti
dari pekerjaannya dan ganti haluan dengan berdagang gorengan.
“Saya pinjam gerobak dorong, ternyata ada seninya lho mendorong gerobak
itu,” katanya. Misalnya, jika jalan menanjak, posisi harus ditarik dan
tidak boleh dipaksa didorong. “Awalnya belum tahu. Jadi, gorengan tumpah
semua,” katanya. Saat itu, Mono memberanikan diri mempersunting gadis
idamannya, Nunung. Mereka tinggal di kamar petakan 3 x 4 meter. “Kalau
gorengan belum habis, saya taruh di bawah tampah (tempat dari bambu)
supaya dikira laris oleh tetangga kos,” katanya, lalu tersenyum.
Suatu ketika, ayah Mono sakit keras. Karena kantongnya tipis, dia tidak
bisa pulang menjenguk ke Madiun hingga akhirnya sang ayah wafat. “Momen
ini membuat hati saya sangat sedih. Saya berdoa di makam ayah, saya
bertekad harus sukses,” kata Mono. Siapa sangka, Nunung yang hobi masak
ternyata jago membuat ayam bakar. Hal itu menginspirasi Mono. Dia pun
mengganti usaha gorengan menjadi ayam bakar. “Modalnya 500 ribu dan lima
ekor ayam,” ungkapnya.
Mono lantas mengganti gerobaknya ke sebuah warung tenda dekat
Universitas Sahid, Jakarta. Jualannya laris manis. Saat itu 80 ayam
ludes dalam hitungan jam. Tapi, pada 2004, lokasi dagangnya digusur
karena hendak dibuat SPBU. Mono lalu pindah ke Tebet Raya 57. Pada 2006,
Mono membuka cabang lain. Namun, isu flu burung membuat bisnisnya
terganggu. Omzet restoran Mono anjlok drastis selama beberapa bulan.
“Mau gimana lagi. Saya jualan ayam, flu burung menyerang ayam. Wajar
kalau orang takut,” kata peraih Asia Pasifik Entrepreneur Award 2010
ini.
Tapi, Mono terus istiqomah jualan ayam dengan menjaga kebersihan.
“Karyawan tidak boleh gondrong. Harus potong kuku dan cukur jambang.
Pokoknya harus bersih sih,” ujar Mono. Cabang demi cabang dapat
dibangun. Dua tahun lalu, salah seorang konsumen di cabang Depok
komplain gara-gara uang kembalian kurang Rp 200 perak. Ayam Mono pun
jadi gunjingan di situs-situs media sosial seperti kaskus dan Facebook.
“Saya sempat shock dan nggak mau lihat laptop. Down,” katanya. Setelah
agak tenang, Mono lantas minta maaf dan menjelaskan bahwa karyawannya
sudah diberi sanksi. Namun, tidak lama setelah itu, anak buah Mono
berulah lagi. Kali ini tidak main-main: menusuk sopir taksi! Kasus uang
kembalian dan karyawan yang menusuk sopir taksi membuat Mono sadar bahwa
bisnisnya butuh karyawan yang benar-benar jujur. “Mulailah saya pakai
prinsip bisnis spiritual company seperti yang diajarkan Ustad Yusuf
Mansur,” katanya.
Setiap calon karyawan harus menandatangani surat komitmen yang isinya 80
poin. Tiga poin di antaranya berlaku mutlak. Jika melanggar, karyawan
yang bersangkutan harus langsung out. Yakni, salat lima waktu, tidak
merokok, dan absen salat duha di outlet yang buka jam 8 pagi. “Kalau
tidak duha berarti dianggap tidak masuk kerja,” kata ayah dari Novieta,
9, itu. Karyawan juga wajib mengikuti pengajian mingguan.
Mono berpendapat bahwa rezeki tidak hanya harus didapat dengan halal,
tapi juga harus berkah. “Banyak orang kerja keras, pergi pagi lebih dulu
dari ayam, pulang tengah malam. Tapi, maaf, tetap miskin,” katanya.
Padahal, rezeki itu sudah dijatah Tuhan untuk diambil. Mono kini juga
aktif sebagai mentor, trainer, dan motivator entrepreneur. Tidak hanya
di Indonesia, dia juga ceramah di Singapura, Malaysia, Australia,
Makkah, Kuwait, dan Dubai. “Saya ini hanya lulusan SMA, tapi dipercaya
untuk ngomong dengan bos-bos dan orang-orang pintar. Di situlah saya
belajar,” tuturnya.
Kini hidup Mono sudah mapan. Apa target selanjutnya” “Target saya buka
cabang di kota-kota besar dunia. Sekarang baru di Singapura dan
Malaysia,” kata pemilik Hummer, Alphard, dan Toyota Fortuner ini. Dia
kini lebih punya waktu untuk kegiatan amal karena bisnisnya dijalankan
secara franchise dengan bendera PT Panen Raya Indonesia bersama Hendi
Setiono, raja kebab dari Surabaya. “Buku saya semua royalti untuk
sedekah,” kata pemilik akun Twitter @masmono_08 ini.
Read more at:
http://www.ruanghati.com/2012/03/03/kisah-perjalanan-seorang-office-boy-yang-menjadi-jutawan-sukses/
Kiat Sukses Hakiki Bagaimana mengagungkan Allah akan menjadi kiat sukses
kita? Dunia akan terlihat begitu kecil. Tidak ada lagi yang perlu
ditakuti di dunia ini karena semuanya begitu kecil, ditambah lagi dengan
kenyataan kalau hidup di dunia ini adalah fana. Saat kita melihat bahwa
dunia ini kecil, penglihatan ini akan menjadi bekal kita dalam meraih
sukses dunia akhirat. Ada dua hal yang perlu kita sadari berkaitan
dengan kiat sukses ini. Kiat Sukses Bukan Untuk Dunia Saja Pertama.
Jangan fokus hanya belajar kiat sukses untuk dunia saja. Dunia begitu
kecil memberikan peringatan bagi kita, bahwa kita jangan HANYA mencari
dunia saja. Dunia tidak ada artinya jika dibandingkan dengan kehidupan
akhirat. Sungguh, sebuah kerugian besar jika kita HANYA konsentrasi
untuk dunia saja. Kita perlu memiliki visi sukses dunia akhirat. Mengapa
saya menulis kata "HANYA" dengan huruf besar? Ini sebagai penekanan
bahwa yang tidak boleh itu adalah kita HANYA memiliki tujuan dunia saja .
Namun jika kita memiliki tujuan dunia (tanpa hanya), itu adalah boleh
bahkan harus selama dalam rangka meraih tujuan akhirat. Berawal Dari
Persepsi Diri Kedua. Saat kita melihat dunia begitu kecil,bukan berarti
kita harus menjauhi dunia. Justru harus memberikan motivasi tersendiri
bagi kita bahwa untuk mendapatkan dunia itu adalah mudah. Jikakita
merasa sulit mendapatkan dunia, artinya ada masalah dengan diri kita.
Bukan dunia yang besar, tetapi diri kita yang terlalu kecil dibanding
dunia. Melihat dunia yang "kecil" artinya kita memiliki pikiran yang
besar. Kita memiliki pikiran yang positif tentang meraih keberhasilan
dunia. Orang yang berpikiranpositif tidak akan pernah mengatkan bahwa
untuk meraih keberhasilan dunia iniberat atau sulit. Jika kita masih
melihat bahwa untuk meraih keberhasilan itu sangat sulit, artinya kita
perlu membenahi pikiran kita. Orang yang berpikiran positif akan
memiliki suatu pola pikir: "Jika Allah yang Mahabesar menghendaki, tidak
ada yang tidak mungkin. Semuanya kecil dimata Allah. Semuanya mudah
dimata Allah." Tentu saja, ada kunci untuk mendapatkan kebesaran Allah
ini, yaitu setelah kita menggantungkan semua pertolongan dan
perlindungan kepada Allah semata. Katakanlah: Cukuplah Allah menjadi
penolong kami danAllah adalah sebaik-baik Pelindung . ( QS. Ali Imran:
173 ) Aplikasi Kiat Sukses Ini Bagaimana aplikasi kiat sukses ini dalam
kehidupan sehari-hari? Kata kuncinya ialah berani. Berani dalam hal apa
saja? Tentu saja berani dalam hal-hal positif yang membawa Anda kepada
keberhasilan. 1. Kiat Sukses Pertama: Berani mengambil resiko. Sukses
besar akan selalu berhadapan dengan resiko besar. Jika Anda yakin bahwa
semua menjadi kecil, maka Anda yakin bahwa sebesar-besarnya resiko itu
tetaplah kecil dimata Allah. Mulai sekarang, beranilah mengambil resiko
baik dalam karir dan bisnis. Jika Anda masih seringtakut menghadapi
sesuatu yang besar, apakah benar Anda yakin dengan kebesaran Allah? 2.
Kiat Sukses Kedua: Berani memiliki tujuan besar. Bukankah semua menjadi
kecil? Jadi, sebesar-besarnya tujuan Anda, itu adalah kecil di mata
Allah. Jangan takut memiliki tujuan besar, bahkan sepertinya tidak
mungkin dicapai, sebab sebesar apa pun tujuan Anda adalah kecil bagi
Allah. 3. Kiat Sukses Ketiga: Belajarlah. Jika Anda menghadapi sesuatu
yang sulit, seolah tidak mungkin dilakukan, atau sangat berat dilakukan,
artinya Anda perlu belajar. Sebenarnya, semuanya kecil, kita hanya saja
belum tahu caranya. Ini adalah kiat sukses yang terlihat sederhana,
namun bisa mengubah hidup Anda. Berdo'a, Berusaha, dan Tawakal Saat
berbicara tentang kiat sukses, seringada orang yang langsung berkata
bahwa yang penting itu adalah berdo'a, berusaha,dan tawakal. Sangat
betul, tidak ada yang salah dengan perkataan ini. Yang salah adalah jika
kita hanya mengatakannya saja tanpa ada implementasi dalam kehidup kita
sehari-hari. Berdo'a Saat kita yakin, bahwa Allah Maha Besar dan semua
yang ada di dunia ini kecil, makasetelah Anda berdo'a, Anda akan
memiliki keyakinan yang mantap bahwa Anda akan mencapai apa yang Anda
inginkan dan akan mengatasi semua masalah yang sedang Anda hadapi.
Semuanya kecil bagi Allah, kenapa harus tidak yakin? Sejauh mana Anda
yakin? Bisa dilihat dari sejauh mana Anda berusaha. Berusaha Jika Anda
benar-benar menginginkan tercapainya tujuan Anda, plus keyakinan akan
mantap setelah Anda berdo'a, maka seharusnya Anda memiliki semangat yang
luar biasa saat berusaha. Sejauh mana Anda semangat berusaha? Jika Anda
masih malas, masih berusaha asal-asalan,dan mudah menyerah, maka
benarkah Anda yakin bahwa do'a Anda akan dikabulkan? "Yang penting sudah
berusaha." Pertanyaanya adalah sejauh mana usaha Anda? Jika Anda sudah
berusaha, kemudian gagal, dan berhenti, artinya usaha Anda belum
selesai. Belumlah dikatakan sempurna sesuatu yang dilakukan sudah
selesai. "Lalu sampai kapan saya berusaha?" Jawabannya sampai berhasil.
"Bagaimana jika tidak juga berhasil?" Artinya, Anda harus berusaha untuk
berhasil. Ada yang salah jika sebuah usaha tidak juga memberikan hasil.
Mungkin arah yang Anda tuju salah. Jika tujuan Anda ada di barat,
tetapi Anda melangkah ke arah selatan, maka Anda tidak akan pernah
sampai ke tujuan Anda. periksalah, mungkin arah langkah Anda keliru.
Kemungkinan kedua ialah Anda melakukancara yang salah. Maka ubahlah cara
Anda untuk mencapai tujuan Anda. Belajarlah agar bisa melakukan cara
yang benar ataucara yang lebih baik. Kemungkinan ketiga adalah arah Anda
benar dan cara Anda sudah benar, hanya saja tujuan Anda masih jauh,
maka bersabarlah. Tawakal adalah mewakilkan kepada Allah.Sekali
lagi, justru ini akan membuat Anda semangat luar biasa. Jika Anda
kembali kepada kayakinan bahwa semua kecil bagi Allah dan Anda sudah
menyerahkan semua kepada Allah, artinya Anda menghadapi yang kecil
dengan bantuan Allah. Dengan tawakal, hidup Anda akan tambah semangat
bukan malah loyo atau berhenti. Kiat sukses ini memang terlihat
sederhana, tetapi bukan kiat sukses sembarangan. Justru inilah kiat
sukses inti yang bisa mengubah hidup Anda jika Anda memahami dan
mengimplementasikannya dalam kehidupan Anda.
Mono berpendapat bahwa
rezeki tidak hanya harus didapat dengan halal, tapi juga harus berkah.
“Banyak orang kerja keras, pergi pagi lebih dulu dari ayam, pulang
tengah malam. Tapi, maaf, tetap miskin,” katanya. Padahal, rezeki itu
sudah dijatah Tuhan untuk diambil. Mono kini juga aktif sebagai mentor,
trainer, dan motivator entrepreneur. Tidak hanya di Indonesia, dia juga
ceramah di Singapura, Malaysia, Australia, Makkah, Kuwait, dan Dubai.
“Saya ini hanya lulusan SMA, tapi dipercaya untuk ngomong dengan bos-bos
dan orang-orang pintar. Di situlah saya belajar,” tuturnya.
Kini hidup Mono sudah mapan. Apa target selanjutnya” “Target saya buka
cabang di kota-kota besar dunia. Sekarang baru di Singapura dan
Malaysia,” kata pemilik Hummer, Alphard, dan Toyota Fortuner ini. Dia
kini lebih punya waktu untuk kegiatan amal karena bisnisnya dijalankan
secara franchise dengan bendera PT Panen Raya Indonesia bersama Hendi
Setiono, raja kebab dari Surabaya. “Buku saya semua royalti untuk
sedekah,” kata pemilik akun Twitter @masmono_08 ini.
Read more at:
http://www.ruanghati.com/2012/03/03/kisah-perjalanan-seorang-office-boy-yang-menjadi-jutawan-sukses/
Jam embilan pagi.
Sembilan orang anak muda berbaju rapi itu antre di depan restoran ayam
bakar Mas Mono di Jalan Tebet Raya Jakarta Selatan (28/2). Tangan kanan
mereka menjinjing map. Raut muka serius dan tegang. Rupanya, mereka
tengah bersiap wawancara calon pegawai anyar.
“Kami memang butuh karyawan karena outlet juga nambah terus,” ujar Agus
Pramono, sang bos restoran itu. Pria yang akrab dipanggil Mono itu
tampil santai dengan mengenakan kaus dan rambut model spike. Saat ini
sudah 29 outlet resto milik Mono yang jalan dengan omzet ratusan juta
per bulan. “Saya juga baru ekspansi ke bakso, namanya moncrot,” ujarnya.
Tidak hanya itu, Mono juga punya biro travel umrah dan haji, dua taman
kanak-kanak Islam terpadu, serta bisnis jasa katering. Total karyawan
Mono 1.020 orang.
Perjuangan tidak kenal lelah Agus Pramono berbuah manis. Anak tukang
gulali di Madiun, Jawa Timur, itu berhasil mengembangkan usaha di tengah
kejamnya hidup di ibu kota.
Perjuangan tidak kenal lelah Agus Pramono berbuah manis. Anak tukang
gulali di Madiun, Jawa Timur, itu berhasil mengembangkan usaha di tengah
kejamnya hidup di ibu kota.
“Alhamdulillah, dengan ikhtiar yang benar, rezeki kami seperti diantar,”
katanya. Mono lantas mengeluarkan buku karyanya berjudul Rezeki
Diantar. Buku itu belum di-launching secara resmi. Tapi sudah beredar di
kalangan teman-teman bisnisnya. “Alhamdulillah, yang pesan sudah lebih
dari 10 ribu,” katanya.
Sukses Mono tidak datang dengan sendirinya. Namun, lewat perjuangan
keras. Merantau ke Jakarta setelah lulus SMA dari Madiun, Mono numpang
di rumah kontrakan kakaknya di kawasan Bendungan Hilir. Dia sempat
magang di sebuah restoran cepat saji asal AS. Namun, badai krisis
moneter pada 1997-1998 membuat perusahaan tempat dia bekerja melakukan
PHK besar-besaran. Mono termasuk korbannya.
Tapi, Mono tidak menyerah. Setelah melamar ke berbagai tempat, anak
kelima di antara enam bersaudara itu diterima sebagai office boy di
sebuah kantor. “Pekerjaannya ngepel, bikin kopi, sampai antar surat.
Pokoknya, semua saya lakoni,” katanya. Di waktu senggang, Mono minta
diajari teman kantornya memakai komputer. “Saya belajar dari nol
puthul,” kata pria yang sering dipanggil Bondet oleh teman kecilnya di
Madiun itu. Medio 2001, Mono mengambil keputusan besar. Dia berhenti
dari pekerjaannya dan ganti haluan dengan berdagang gorengan.
“Saya pinjam gerobak dorong, ternyata ada seninya lho mendorong gerobak
itu,” katanya. Misalnya, jika jalan menanjak, posisi harus ditarik dan
tidak boleh dipaksa didorong. “Awalnya belum tahu. Jadi, gorengan tumpah
semua,” katanya. Saat itu, Mono memberanikan diri mempersunting gadis
idamannya, Nunung. Mereka tinggal di kamar petakan 3 x 4 meter. “Kalau
gorengan belum habis, saya taruh di bawah tampah (tempat dari bambu)
supaya dikira laris oleh tetangga kos,” katanya, lalu tersenyum.
Suatu ketika, ayah Mono sakit keras. Karena kantongnya tipis, dia tidak
bisa pulang menjenguk ke Madiun hingga akhirnya sang ayah wafat. “Momen
ini membuat hati saya sangat sedih. Saya berdoa di makam ayah, saya
bertekad harus sukses,” kata Mono. Siapa sangka, Nunung yang hobi masak
ternyata jago membuat ayam bakar. Hal itu menginspirasi Mono. Dia pun
mengganti usaha gorengan menjadi ayam bakar. “Modalnya 500 ribu dan lima
ekor ayam,” ungkapnya.
Mono lantas mengganti gerobaknya ke sebuah warung tenda dekat
Universitas Sahid, Jakarta. Jualannya laris manis. Saat itu 80 ayam
ludes dalam hitungan jam. Tapi, pada 2004, lokasi dagangnya digusur
karena hendak dibuat SPBU. Mono lalu pindah ke Tebet Raya 57. Pada 2006,
Mono membuka cabang lain. Namun, isu flu burung membuat bisnisnya
terganggu. Omzet restoran Mono anjlok drastis selama beberapa bulan.
“Mau gimana lagi. Saya jualan ayam, flu burung menyerang ayam. Wajar
kalau orang takut,” kata peraih Asia Pasifik Entrepreneur Award 2010
ini.
Tapi, Mono terus istiqomah jualan ayam dengan menjaga kebersihan.
“Karyawan tidak boleh gondrong. Harus potong kuku dan cukur jambang.
Pokoknya harus bersih sih,” ujar Mono. Cabang demi cabang dapat
dibangun. Dua tahun lalu, salah seorang konsumen di cabang Depok
komplain gara-gara uang kembalian kurang Rp 200 perak. Ayam Mono pun
jadi gunjingan di situs-situs media sosial seperti kaskus dan Facebook.
“Saya sempat shock dan nggak mau lihat laptop. Down,” katanya. Setelah
agak tenang, Mono lantas minta maaf dan menjelaskan bahwa karyawannya
sudah diberi sanksi. Namun, tidak lama setelah itu, anak buah Mono
berulah lagi. Kali ini tidak main-main: menusuk sopir taksi! Kasus uang
kembalian dan karyawan yang menusuk sopir taksi membuat Mono sadar bahwa
bisnisnya butuh karyawan yang benar-benar jujur. “Mulailah saya pakai
prinsip bisnis spiritual company seperti yang diajarkan Ustad Yusuf
Mansur,” katanya.
Setiap calon karyawan harus menandatangani surat komitmen yang isinya 80
poin. Tiga poin di antaranya berlaku mutlak. Jika melanggar, karyawan
yang bersangkutan harus langsung out. Yakni, salat lima waktu, tidak
merokok, dan absen salat duha di outlet yang buka jam 8 pagi. “Kalau
tidak duha berarti dianggap tidak masuk kerja,” kata ayah dari Novieta,
9, itu. Karyawan juga wajib mengikuti pengajian mingguan.
Mono berpendapat bahwa rezeki tidak hanya harus didapat dengan halal,
tapi juga harus berkah. “Banyak orang kerja keras, pergi pagi lebih dulu
dari ayam, pulang tengah malam. Tapi, maaf, tetap miskin,” katanya.
Padahal, rezeki itu sudah dijatah Tuhan untuk diambil. Mono kini juga
aktif sebagai mentor, trainer, dan motivator entrepreneur. Tidak hanya
di Indonesia, dia juga ceramah di Singapura, Malaysia, Australia,
Makkah, Kuwait, dan Dubai. “Saya ini hanya lulusan SMA, tapi dipercaya
untuk ngomong dengan bos-bos dan orang-orang pintar. Di situlah saya
belajar,” tuturnya.
Kini hidup Mono sudah mapan. Apa target selanjutnya” “Target saya buka
cabang di kota-kota besar dunia. Sekarang baru di Singapura dan
Malaysia,” kata pemilik Hummer, Alphard, dan Toyota Fortuner ini. Dia
kini lebih punya waktu untuk kegiatan amal karena bisnisnya dijalankan
secara franchise dengan bendera PT Panen Raya Indonesia bersama Hendi
Setiono, raja kebab dari Surabaya. “Buku saya semua royalti untuk
sedekah,” kata pemilik akun Twitter @masmono_08 ini.
Read more at:
http://www.ruanghati.com/2012/03/03/kisah-perjalanan-seorang-office-boy-yang-menjadi-jutawan-sukses/
Tetap Semangat,
Tetap Santun... Salam Hangat Sahabat Hebatku...
* Silakan klik share/bagikan