Kamis, 29 November 2012

Kreatiflah atau Tertinggal

By Jamil Azzaini



Saat saya SD dulu, bila guru berkata, “Anak-anak silakan gambar pemandangan yang paling indah.”  Saya dan sebagian Anda bisa menebak apa yang akan digambar oleh para siswa. Pasti ada gunung, sawah, matahari terbit, jalan dan awan. Pendidikan kita tidak menghasilkan anak-anak yang kreatif saat itu.
Namun sekarang dunia pendidikan sudah berubah. Selain banyak pelatihan gratis buat guru, muncul juga komunitas-komunitas yang peduli pendidikan. Berbagai model sekolah pun bermunculan. Dua anak saya yang kini bermukim di Jerman yaitu Nadhira (20 tahun) dan Asa (18 tahun) adalah lulusan sekolah alam, yang belum ada saat saya kecil dulu. Sekolah tersebut melatih dan mengembangkan kreativitas tak berbatas pada anak-anak. Tidak heran kalau dua anak saya tadi lebih kreatif dibandingkan saya saat kecil dulu.
Kreativitas juga tumbuh subur di dunia bisnis. Dulu orang jualan pecel lele pakai tenda di pinggir jalan. Tapi sahabat saya Rangga Umara mengubahnya menjadi lebih bergengsi, Pecel Lele Lela. Bahkan pecel lele bisa masuk istana negara dengan sentuhan penulis buku Dream Book ini. Dulu tidak ada profesi Optimizer, sahabat saya Ali Akbar mempopulerkan istilah itu dan telah melahirkan banyak orang sukses dengan profesi baru itu.
Teruslah berkreasi karena tuntutan jaman semakin berubah dan tinggi. Ingat pesan Albert Einstein, “Hanya orang-orang gila yang mengharapkan hasil yang berbeda tetapi menggunakan cara-cara yang sama.”  Cobalah cara baru, cobalah strategi baru dan jangan lupa juga cobalah hal-hal baru. Dengan cara ini hidup kita semakin bermutu.
Nah, kreativitas juga muncul dalam wawancara perusahaan saat merekrut tenaga kerja baru. Alkisah, seorang pimpinan HRD di sebuah perusahaan mewawancarai tiga kandidat karyawan baru. Mereka akan ditempatkan di bagian yang memerlukan kreativitas dan kecerdasan tinggi.
Pertanyaan pertama dimulai, “Apa yang bergerak cepat dan sebutkan alasannya?” Kandidat pertama menjawab, “Pikiran pak, karena tanpa kita duga tiba-tiba pikiran sudah muncul.”
Pimpinan HRD itu berkata, “Bagus dan cerdas Anda. Selanjutnya kandidat kedua, apa jawabanmu?” Kandidat kedua pun menjawab, “Saklar lampu, pak. Kita pencet saklar lampu di dalam rumah tetapi lampu di luar rumah menyala.”
Pimpinan SDM itu berkata, “Luar biasa Anda. Sekarang kandidat yang ketiga, apa jawabanmu?” Maka dengan tegas kandidat ketiga itu menjawab, “Menurut saya yang paling cepat itu mencret-mencret, pak”
Mendengar jawaban itu terkejutlah pimpinan SDM itu maka langsung ia bertanya, “Mengapa begitu, sebutkan alasannya?” Kandidat ketiga menjawab, “Karena belum sempat kita berpikir dan menekan saklar lampu, mencret sudah keluar, pak.”





Selasa, 27 November 2012

Ketagihan

Apakah kita boleh ketagihan? Boleh, ketagihan berbuat yang positif. Tetapi kalau ketagihan berbuat yang negatif sudah selayaknya dihindari. Ketagihan (yang positif) itu bisa terjadi bila kita melakukannya sesuatu dengan suka cita dan menghayati apa yang kita lakukan tersebut. Jika Anda melakukanlah kebiasaan itu selama 90 hari berturut-turut maka di hari ke-91 Anda dijamin akan ketagihan.
Perbanyaklah ketagihan sesuatu yang positif. Misalnya ketagihan membaca kitab suci, ketagihan sedekah, ketagihan menulis untuk blog Anda, ketagihan berdoa sebelum subuh dan lain-lain. Hindari ketagihan yang negatif. Misalnya merokok, selain membahayakan kesehatan juga pemborosan. Akan lebih manfaat bila uang yang digunakan membeli rokok disumbangkan rutin kepada orang yang tidak mampu. Selain itu menyehatkan, juga memperbanyak bekal ke akhirat.
Ngomong-ngomong soal ketagihan, saya punya kisah tentang seorang istri yang mengeluh karena suaminya ketagihan “bercinta”. Mereka sudah lima tahun menikah dan setiap malam sang suami selalu mengajaknya “bercinta”. Sang istri merasa lelah sehingga suatu malam perempuan yang cantik itu mendatangi suaminya. “Mas, tetangga kita sudah lima tahun ketagihan merokok, sama dengan usia pernikahan kita dan hebatnya ia bisa berhenti merokok hari ini. Apakah mas juga bisa berhenti ketagihan “bercinta”? Aku lelah banget, mas…”
Mendengar keluhan istrinya, suami yang perkasa itu menjawab, “Saya akan usahakan istriku, dan biarkan aku di kamar tidur menyendiri selama beberapa hari. Kamu tidur di kamar yang lain, ya.”
Hari pertama, sang suami sangat tersiksa tidur sendirian di kamar. Ia berjuang sangat keras menahan nafsunya. Hari kedua, siksaan itu mulai berkurang. Hari ketiga, sang suami benar-benar sembuh dari ketagihan “bercinta”.
Tepat pada hari keempat pintu kamar sang suami ada yang mengetuk. Tok tok tok!
“Siapa?” tanya sang suami dari dalam kamar tidur.
“Saya mas, istrimu.” terdengar suara lembut dari balik pintu.
“Ada apa istriku?” sang suami itu bertanya lagi.
Dengan segera sang istri menjawab, “Mas, tetangga sebelah sudah mulai merokok lagi…”

Jumat, 23 November 2012

Security berwibawa

 Jamil Azzaini

Semakin ahli biasanya orang semakin memiliki kharisma dan wibawa. Selain itu, dalam kesempatan-kesempatan acara, seorang ahli berpeluang lebih diberi panggung dibandingkan yang tidak ahli. Bahkan Nabi pun mengatakan, “Serahkan pekerjaan pada ahlinya.”
Kesempatan untuk mendapatkan berbagai peluang bagi seorang ahli juga lebih terbuka lebar. Bisa dikatakan, seorang yang ahli itu seperti magnet yang bisa menarik berbagai hal di sekitarnya. Oleh karena itulah seorang ahli berpeluang lebih besar bisa menikmati kehidupan terbaik, SuksesMulia.
Tetapi di dalam kehidupan kadang muncul hal-hal diluar kelaziman. Seorang yang ahli boleh jadi kalah wibawa dibandingkan orang yang tidak ahli. Tidak percaya? Ini contohnya…
Dikisahkan, Densus 88 hendak melakukan penangkapan orang yang dituduh teroris. Mereka sudah mengepung salah satu rumah di sebuah kompleks perumahan. Melalui pengeras suara, komandan lapangan berteriak, “Wahai teroris, lokasi sudah kami kepung, keluarlah!” Perintah tersebut sudah disampaikan berulang-ulang, namun tidak ada satupun orang yang keluar dari rumah itu.
Melihat suasana itu, security kompleks perumahan ini berinisiatif membantu Densus 88. Ia meminta izin meminjam pengeras suara dari komandan lapangan. “Wahai orang yang dituduh teroris, keluarlah! Bila tidak keluar dari rumah, kaki Anda saya tembak.” Tidak lama berselang, seorang lelaki gagah berbadan kurus keluar dari rumah yang dikepung itu.
Setelah lelaki itu diborgol oleh anak buahnya komandan lapangan bertanya kepadanya, “Saat saya perintah kenapa Anda tidak keluar, tetapi ketika hanya seorang security yang mengancam Anda justru keluar?” Orang itu menjawab, “Anda dan pasukan Anda terlatih, bila ingin menembak kaki maka akan terkena kaki. Kalau security yang menembak repot urusannya, pak. Kaki yang dibidik bisa kepala yang kena…”
Salam SuksesMulia!